Panitia DPR besok akan menggelar rapat membahas kebocoran data I NPWP

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID - Komisi I RDK akan rapat membahas kontroversi keterbukaan informasi warga negara dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Pertemuan tersebut rencananya akan dilakukan bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.

“Besok pagi kita mau bertemu dengan Polhukam, dengan Kominfo, besok pagi,” ujarnya usai penutupan Rapat Kerja Nasional PKS di Jakarta Pusat, Minggu (22/9/2024).

Haris mengatakan, pertemuan tersebut memiliki agenda bersama. Menurut dia, pertemuan tersebut hanya akan membahas kebocoran informasi saja.

“Ini (kebocoran informasi) akan dibahas dalam agenda bersama. Jadi di akhir periode ini, besok kita masih ada rapat yang akan kita hadirkan Polhukam, Cominfo di bawah Polhukam ya. “Kami akan mengadakan pertemuan besok pagi,” katanya.

“Kami menanyakan apa amanat rapat terakhir, rapat terakhir apa, bagaimana caranya, lalu langkah apa yang harus kita ambil.” Nah, kami ingin melihat berapa harganya hari ini. Sebenarnya kemarin bocor lagi ya? Besok kita rapat, jelasnya.

arahan Jokowi

Jokowi sendiri buka-bukaan soal keterbukaan informasi. Jokowi mengaku memerintahkan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Keuangan, dan BSSN untuk segera mengambil tindakan. Dia meminta pertolongan segera.

- Ya, aku sudah memesannya Kominfo dan biar Kementerian Keuangan bisa santai secepatnya, termasuk BSSN secepatnya,” kata Jokowi Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (19/9).

Jokowi mengatakan hal serupa juga terjadi di negara lain. Ia menduga kebocoran tersebut disebabkan oleh kecerobohan password dan penyimpanan data yang tidak tepat.

BACA JUGA: Jokowi memerintahkan Menteri Komunikasi dan Informatika dan Menteri Keuangan menangani kebocoran data NPWP 6 juta tersebut

“Insiden serupa juga terjadi di negara lain, di mana semua data bisa jadi disebabkan oleh kesalahan kata sandi. “Hal ini mungkin terjadi karena terlalu banyak data yang disimpan di tempat berbeda, sehingga memberikan ruang bagi peretas untuk membobolnya,” ujarnya.

(Kaje/Aak)



Berita Terkini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *