Auditorium Universitas Bandung, Dana Pengembangan Administrasi membayar gaji dosen dan pegawai

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID - Yayasan Pembinaan Administrasi Universitas Bandung (YBA), audiensi permasalahan Universitas Bandung antara civitas akademika, mahasiswa dan orang tua mahasiswa, di Universitas Bandung, Jalan Muararajeun, Sibeuning Kaler, Bandung, pada Jumat (10/1/2025).

Tujuan dari audiensi tersebut adalah untuk membayar gaji guru dan pegawai yang terlilit hutang selama tujuh bulan, serta membahas nasib siswa dan menyelesaikan permasalahan yang ada.

Dalam hal ini, Ketua Dana Pembangunan Administrasi Uce, Karna Suganda, mengumumkan sejumlah komitmen dan langkah yang akan diambil dana tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Berdasarkan hasil sidang, surat permohonan yang akan dilaksanakan oleh dana dalam jangka waktu yang ditentukan telah disepakati.

Isi pesannya adalah sebagai berikut:

• Pembayaran gaji guru dan guru: Dana Bina Administrasi menyanggupi untuk menyelesaikan pembayaran gaji satu bulan, hak guru dan tenaga kependidikan (tendink) paling lambat tanggal 13 Januari 2025.

• Akreditasi: Yayasan juga berjanji akan segera melakukan proses akreditasi dalam waktu dua minggu ke depan, yaitu pada masa pendaftaran.

• Perpindahan mahasiswa dan pakar manajemen: Yayasan memberikan kepercayaan kepada pakar manajemen dan keputusan perpindahan mahasiswa dalam waktu maksimal tiga minggu.

• Pembayaran UTS: Biaya Ujian Semester (UTS) dan Biaya Tutor dibayarkan segera melalui rekening BJB, dengan batas waktu 24 Januari 2025.

Pengumuman tersebut disampaikan kepada berbagai pihak yang terlibat dalam sidang, antara lain dekan fakultas, orang tua, dosen, pegawai, senat mahasiswa, dan alumni.

Uce juga menjelaskan mengenai sidang yang terjadi sebelumnya antara pihak yayasan dan LLDIKTI. Ia mengatakan, sidang tersebut membahas kondisi yang dihadapi yayasan, khususnya situasi mutasi, program akademik tidak aktif, dan gaji dosen.

“Pertama kita membahas masalah perpindahan siswa. Sayangnya penerjemahan ini sangat sulit karena tidak ada program pelatihan (prodi) terkait, hanya di Jawa Tengah, kata Use Karna Suganda dari Universitas Bandung.

Dalam pertemuan tersebut, LLDIKTI memberikan kesempatan dan pendampingan kepada yayasan untuk mengatasi permasalahan tersebut, termasuk terkait dengan habisnya akreditasi. Akibatnya, lulusan baru tidak bisa mendapatkan ijazah atau PIN wisuda.

Terkait gaji dosen, Uce mengungkapkan, pihak yayasan akan menjual aset, termasuk kendaraan yayasan dan kampus di Sipagalo, untuk menutupi tunggakan gaji dosen dan biaya akreditasi.

“Kami akan memprioritaskan pembayaran gaji dengan hasil penjualan aset, kemudian kami akan melanjutkan proses akreditasi program pelatihan yang ada,” ujarnya.

Selain itu, Uce juga menyoroti rencana pengalihan pengelolaan perguruan tinggi dengan harapan dapat menemukan solusi yang memuaskan semua pihak, termasuk mengganti program akademik yang tidak aktif dengan program akademik baru seperti kewirausahaan, pemerintahan digital, dan pariwisata.

Uce pun berharap alih kelola ini dapat menjamin keberlangsungan pendidikan dan memenuhi kebutuhan mahasiswa.

Terkait penerimaan mahasiswa baru, Uce menjelaskan, meski jumlah pendaftar menurun, pihak yayasan optimistis.

“Saat ini calon mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknik (FCT) berjumlah sekitar 20 orang, namun sudah ada 100 orang yang mendaftar,” ujarnya.

Mengenai pegawai dan dosen yang belum menerima gajinya, Utse mengatakan, total dosen dan pegawai yang belum menerima haknya sebanyak 60 orang. Namun, dana tersebut bekerja keras mencari solusi dengan menjual aset, mengalihkan pengelolaan, atau berkolaborasi dengan investor.

Pembayaran satu bulan pertama akan dilanjutkan dengan pemasukan biaya mahasiswa Ujian Tulis Semester (UTS) yang dijadwalkan pada 20-27 Januari. “Tolong kelola ini (untuk membayar gaji),” ujarnya

Sementara itu, Uche menjelaskan bahwa dirinya tidak hadir pada sidang terakhir yang tidak boleh dilewatkan karena ada janji lain.

BACA JUGA: Universitas Bandung menjual gedung seharga Rp 25 miliar untuk menutupi gaji dosen dan pegawai

Uche juga menekankan pentingnya koordinasi lebih lanjut dalam penjadwalan pertemuan untuk menghindari kesalahpahaman.

“Kami mempunyai kewajiban untuk terus berusaha mencari solusi terbaik. “Transfer pengelolaan, kerja sama dengan pihak lain, bahkan outsourcing menjadi pilihan yang kami pertimbangkan,” tutupnya.

(Rizki Iman/Usk)



Berita Terkini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *