Bisakah orang kurus terkena diabetes?

Bukan rahasia lagi kalau diabetes sering kali didiagnosis pada orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Faktanya, risiko diabetes melibatkan berbagai faktor yang lebih kompleks dari sekedar berat badan. Ada faktor genetik, gaya hidup, dan pola makan yang dapat meningkatkan peluang seseorang terkena diabetes.

Nah, dari mitos hubungan berat badan dengan diabetes, muncul pertanyaan: Bisakah orang kurus terkena diabetes? Mungkin Anda juga tertarik dengan hal ini, jadi mari kita bahas bersama di artikel selanjutnya untuk menjawab minat Anda.

Bisakah orang kurus terkena diabetes?

Orang kurus bisa terkena diabetes

Ya, orang kurus bisa terkena diabetes, terutama diabetes tipe 2. Meski kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor risiko utama diabetes tipe 2, namun bukan berarti orang yang bertubuh kurus atau memiliki berat badan normal tidak berisiko. Ada beberapa alasan mengapa orang kurus terkena diabetes:

  • Kurus gemuk: Istilah "lemak kurus" mengacu pada orang yang memiliki berat badan normal tetapi memiliki persentase lemak tubuh yang tinggi, terutama lemak visceral, yang menumpuk di sekitar organ dalam. Lemak visceral ini meningkatkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2, bahkan jika seseorang terlihat kurus jika dilihat dengan mata telanjang.
  • Genetika dan riwayat keluarga: Faktor genetik berperan penting dalam risiko diabetes, dan seseorang dengan riwayat keluarga diabetes memiliki risiko lebih tinggi, berapapun berat badannya.
  • Gaya hidup dan pola makan: Gaya hidup yang tidak aktif dan pola makan yang buruk, seperti mengonsumsi makanan tinggi gula atau lemak, meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada orang kurus.
  • Usia dan faktor lainnya: Meskipun kelompok umur dan etnis tertentu dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, penyakit ini dapat menyerang orang-orang dari segala usia dan etnis.

Faktor risiko diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin, hormon yang bertanggung jawab mengatur kadar glukosa (gula) darah. Faktor risiko yang mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena diabetes tipe 2 antara lain:

  • Kegemukan dan obesitas: Salah satu faktor risiko utama diabetes tipe 2 adalah kelebihan berat badan atau obesitas. Kelebihan lemak tubuh, terutama di sekitar perut, bisa memicu resistensi insulin.
  • Genetika dan riwayat keluarga: Faktor genetik juga berperan penting dalam risiko terkena diabetes tipe 2.
  • Gaya hidup yang tidak aktif: Gaya hidup yang tidak banyak bergerak, seperti kurang olahraga atau aktivitas fisik, meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
  • Pola gizi buruk: Pola makan tinggi lemak, rendah gula dan rendah serat serta konsumsi berlebihan makanan olahan, makanan cepat saji dan minuman manis meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 peningkatan gula darah berkontribusi terhadap resistensi insulin.
  • Usia dan kewarganegaraan: Risiko diabetes tipe 2 juga meningkat seiring bertambahnya usia. Orang yang berusia di atas 45 tahun mempunyai risiko lebih tinggi. Selain itu, kelompok etnis tertentu, seperti Afrika Amerika, Hispanik, dan penduduk asli Amerika, memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
  • Riwayat diabetes gestasional: Wanita dengan diabetes gestasional selama kehamilan berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Biasakan diri Anda dengan konsep lemak tanpa lemak

Meskipun berat badan seseorang tampak normal atau rendah, hal ini tidak selalu mencerminkan komposisi tubuh secara akurat. Istilah “skinny fat” menggambarkan suatu kondisi di mana seseorang memiliki berat badan normal namun memiliki persentase lemak tubuh yang tinggi, terutama lemak visceral, yang menumpuk di sekitar organ dalam. Hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk faktor genetik, gaya hidup, dan pola makan yang buruk.

Lemak visceral yang disimpan di dalam tubuh mungkin menjadi penyebab utama resistensi insulin. Lemak ini melepaskan bahan kimia yang dapat mengganggu kerja insulin dan meningkatkan kadar gula darah. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan berkembangnya diabetes tipe 2.

Orang yang termasuk dalam kategori lemak tanpa lemak seringkali memiliki metabolisme yang lambat dan kurangnya massa otot, yang semuanya meningkatkan risiko diabetes. Meski terlihat kurus, mereka rentan terkena penyakit ini karena kelebihan lemak visceral di tubuhnya.

Oleh karena itu, bagi orang yang tergolong lean fat, penting untuk fokus pada pola makan, meningkatkan aktivitas fisik, dan mengurangi lemak tubuh dengan cara yang sehat. Dimulai dengan mengonsumsi makanan bergizi, mengurangi asupan gula dan lemak jenuh, serta rutin berolahraga kekuatan dan kardiovaskular untuk memperbaiki komposisi tubuh dan menurunkan risiko diabetes tipe 2.

Hubungan antara massa lemak dan risiko diabetes

Orang kurus bisa terkena diabetes
Orang kurus bisa terkena diabetes

Studi ilmiah telah menyoroti hubungan antara massa lemak tubuh dan risiko diabetes, terutama pada orang yang kurus atau berat badannya normal. Berikut beberapa temuan penelitiannya:

1. Hubungan massa lemak tubuh dengan risiko diabetes

Sejumlah penelitian menemukan bahwa orang yang bertubuh kurus namun memiliki massa lemak tubuh lebih tinggi memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. terlepas dari berat badan.

2. Studi pada subjek dengan berat badan kurang dan diabetes

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Indian Journal of Endocrinology and Metabolism menemukan bahwa kelompok penderita diabetes dengan berat badan kurang memiliki massa lemak tubuh lebih tinggi dibandingkan kelompok sehat. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun seseorang kekurangan berat badan, mereka mungkin masih memiliki kadar lemak tubuh yang tinggi, sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes.

3. Hubungan antara lemak perut dan diabetes

Banyak penelitian menemukan bahwa lemak di sekitar perut, terutama lemak visceral, dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.

Tips mencegah diabetes pada orang kurus

Orang kurus bisa terkena diabetes
Orang kurus bisa terkena diabetes

Meski Anda termasuk orang yang kurus, bukan berarti Anda tidak berisiko terkena diabetes. Anda harus berhati-hati karena masih ada risiko diabetes tipe 2. Lakukan langkah-langkah berikut untuk mengurangi risiko terkena diabetes:

1. Pola makan seimbang

Mengonsumsi makanan yang seimbang dan berkualitas tinggi dapat membantu regulasi kadar gula darah dan peningkatan sensitivitas insulin. Ini termasuk mengonsumsi makanan bergizi dalam proporsi seimbang seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan lemak sehat.

2. Aktivitas fisik secara teratur

Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mengontrol berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menjaga berat badan kesehatan jantung. Latihan aerobik, latihan kekuatan, dan aktivitas fisik lainnya dapat membantu mencegah dan mengelola diabetes.

3. Manajemen berat badan

Sekalipun berat badan seseorang normal, menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi kelebihan lemak tubuh dapat membantu mengurangi risiko diabetes. Hal ini dapat dicapai dengan menggabungkan pola makan sehat dan aktivitas fisik teratur.

4. Kontrol gula darah Anda

Pemantauan kadar gula darah secara rutin penting dilakukan, terutama jika terdapat riwayat keluarga diabetes atau faktor risiko lainnya. Ini membantu dalam deteksi dini dan pengelolaan diabetes.

5. Konsultasikan dengan profesional kesehatan

Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi dapat memberikan petunjuk khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Mereka dapat membantu Anda merencanakan diet, program olahraga, dan strategi lain untuk mencegah atau mengelola diabetes.

Kesimpulan

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa orang kurus juga berisiko terkena diabetes, khususnya tipe 2. Dimana ada konsep lean fat yaitu dimana berat badan normal namun lemak tubuh tinggi. Untuk mengurangi risiko terkena diabetes, sebaiknya berhati-hati dan terapkan pola hidup sehat.



Berita Terkini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *